Asal Usul...

Minangkabau, mungkin tak asing lagi di telinga kita. Minangkabau adalah salah satu suku terbesar yang hidup di bumi pertiwi Indonesia. Banyak cerita dan hikayat mengenai orang-orang Minangkabau. Salah satunya yang paling terkenal adalah Malin Kundang yang durhaka pada Ibunya dan dikutuk menjadi batu.

Ya, Minangkabau adalah salah satu suku yang berkembang sangat pesat hingga banyak masyarakatnya yang merantau, baik dalam maupun luar negeri. Siapa yang tidak mengenal Nasi Padang dengan makanan khasnya Rendang? 

Hari ini saya baru belajar dari salah satu cerita orang tua saya. Mungkin ini bukanlah kebiasaan masyarakat Minangkabau secara keseluruhan, akan tetapi ini menjadi salah satu kebiasaan yang digunakan di kampung ayah saya (karena orang Minangkabau itu matrilineal, jadi saya kampungnya ikut kampung Ibu).

Zaman dahulu, untuk menentukan luasan tanah yang akan diberikan bagi anggota keluarga atau anggota suku, masyarakat menggunakan ukuran ayam. Dari ujung tanah, ayam dipegang tinggi, lalu dilepaskan. Sejauh ayam itu bisa terbang dan dimana ayam itu berhenti, itulah patokan tanah yang akan diberikan. Bagi orang zaman dulu, memberikan tanah sama layaknya memberikan makan pada anaknya. Tak ada harga yang harus dibayar. Akan tetapi, sekarang harga tanah sudah melambung pesat. Banyak tanah pusaka yang sudah terjual habis. Bahkan tanah kosong di depan rumah saya saja harganya sudah mencapai Rp. 1.000.000,-/m2. Dahsyat!!!

Selain persoalan tanah, saya juga menemukan kepercayaan yang masih dipegang oleh nenek saya. Kepercayaan ini sedikit aneh memang. Saat itu nenek saya sedang sakit tenggorokan. Saya heran, kenapa nenek nyelupin jarum jahit ke minumannya yaaa??? Ternyata usul punya usul, katanya jarum itu berkhasiat buat ngilangin sakit tenggorokan. Jarumnya dikasih benang, trus dicelupin deeh kaya teh celuuup.. Hiiiiyyy.. serem juga yaaa kalo ampe ikut jarumnya masuk ke mulut.. Tapi yaa itulah kepercayaan yang masih ada disekitar saya. Hihihi..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar